Hanya lima hari sebelum wafat, yakni pada saat sakit yang terakhir, dimana ketika itu kepala Rasulullah dibalut dan pundak beliau berselendang kain, sambil bersandar pada pundak Ali bin Abi Thalib dan Fadhl Rasulullah SAW. Keluar dari kamar Aisyah menuju masjid. Beliau duduk pada tangga pertama mimbar, kemudian meyampaikan pesan terakhir pada hari kamis, tanggal 8 Rabi'ul Awwal tahun 11 Hijriah (berdasarkan buku Sirah al-Nabi, karya Syibli Nu'mani).
Rasul SAW memuji Allah dan menyanjung-Nya. Beliau memohonkan ampunan bagi pada syuhada perang Uhud dan mendoakan mereka. Setelah itu beliau bersabda :
"Wahai manusia, mendekatlah kepadaku." Kemudian mereka mendekat kepada beliau. Setelah itu beliau bersabda lagi : "Amma ba'du. Sesungguhnya ada seseorang yang telah diberi pilihan oleh Tuhannya antara terus hidup di dunia ini sesukanya dan bisa memakan dari dunia sesukanya, atau berjumpa dengan Tuhannya...
Mendengar perkataan beliau tersebut, Abu Bakar menangis dan berkata, "Kami siap menjadi tebusanmu, dengan ayah-ayah kami, ibu-ibu kami, dan harta-harta kami..."
Rasulullah SAW meneruskan pembicaraan, "Tidak ada orang yang lebih melimpah persahabatan dan hartanya kepada kita daripada anak Abu Quhafah (Abu Bakar). Seandainya aku boleh menjadikan seorang teman dekat (khalil) selain Tuhanku, niscaya aku akan menjadikan anak Abu Quhafah sebagai teman dekatku. Namun (meskipun tidak bisa melakukan hal demikian), ada cinta dan persaudaraan iman (Beliau menyatakan ini dua atau tiga kali). Sahabat kalian adalah teman dekat Allah. Di manjid ini tidak ada satu pun pintu yang tersisa kecuali pintu Abu Bakar.
"Wahai manusia, telah sampai kepadaku berota bahwa kalian mencemaskan kematian Nabi kalian. Apakah ada nabi sebelumku yang kekal bersama kaum yang kepada mereka ia diutus ? (Seandainya ada) maka aku juga bisa tetap bersama kalian. Camkanlah, sesungguhnya akau akan menjumpai Tuhanku. Kalian juga aka menumpai-Nya. Oleh karena itu, aku berwasiat kepada kalian untuk melakukan yang terbaik kepada kaum Muhajirin, dan kau berwasiat kepada kaum Muhajirin untuk melakukan yang terbaik di antara mereka sendiri. Allah SWT berfirman, "Demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian...dst. (QS. Al-Ashr, 103)." Segala sesuatu berjalan sesuai dengan izin Allah SWT. Kalian tidak dapat meperlambat sesuatu yang seharusnya terjadi dengan segera. Dan Allah SWT tidak menyegerakan sesuatu karena keinginan seseorang. Barang siapa mlawan Allah, maka Allah akan melawannya. Barang siapa menipu Allah, maka Allah akan menipunya. Kelak pada masa mendatang yang tidak lama lagi, jika kalian memerintah, janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi dan janganlah kalian memutuskan kasih sayang".
"aku berwasiat kepada kalian untuk melakukan yang terbaik terhadap kaum Anshar. Sebab merekalah yang telah menyiapkan negeri dan keimanan untuk kalian. Oleh sebab itu, berbuat baiklah kepada mereka. Bukankah mereka telah membagikan buah-buahan mereka kepada kalian ?. Bukankah mereka telah memperluas rumah-rumah mereka untuk kalian ?. Bukankah mereka telah mengutamakan kalian daripada diri mereka sendiri, meskipun mereka sendiri sebenarnya hidup dalam kesusahan ?".
"Ketahuilah, jumlah manusia akan semakin banyak. Sementara jumlah Anshar semakin sedikit. Sehingga posisi mereka di tengah manusia seperti posisi garam bagi masakan. Mereka adalah keluargaku yang kepada mereka aku berlindung; mereka adalah sandalku; mereka adalah bejana makananku yang darinya aku mengambil makanan. Oleh karena itu, jagalah aku ditengah-tengah mereka".
"Demi Zat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh aku mencintai kalian. Sesungguhnya kaum Anshar telah memenuhi apa yang telah menjadi kewajiban mereka. Dan sekarang yang masih tersisa adalah apa yang menjadi kewajiban kalian".
"Kelak, barang siapa diantara kalian memegang kekuasaan, sehingga ia bisa melakukan tindakan yang membahayakan suatu kelompok dan memberikan manfaat kepada kelompok yang lainnya, maka hendaknya ia melihat kebaikan orang-orang dan melupakan kesalahan mereka. Camkanlah, janganlah kalian memikirkan diri kalian sendiri dan melupakan mereka. Sungguh aku akan mendahului kalian. Aku akan menjadi saksi kalian. Dan kelak kalian akan bertemu denganku. Ketahuilah, janji untuk kalian adalah Haud (Telaga di surga). Demi Allah, sekarang juga sungguh aku dapat melihat Telagaku dari posisi berdiriku saat ini. Perhatikanlah, barang siapa ingin mendatangi Telaga itu bersamaku esok, maka hendaknya ia menahan tangan dan lidahnya kecuali dalam hal yang mengharuskan untuk tidak menahan keduanya."
Sumber :
Akbar, Muhammad Ubaidul. 2006. Orasi-Orasi Muhammad Sang Rasul. Bandung : OASE Mata Air MAkna.
Sabtu, 15 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar