Internet merupakan jaringan global yang menghubungkan beribu bahkan berjuta jaringan komputer (local/wide areal network) dan bahkan komuter pribadi (stand alone), yang memungkinkan setiap komputer yang terhubung kepadanya bisa melakukan komunikasi satu sama lain (Brace, 1997).
Fasilitas aplikasi internet cukup banyak sehingga mampu memberikan dukungan bagi keperluan akademisi. terdapat lima aplikasi standar internet yang dapat dipergunakan untuk keperluan pendidikan (Purbo, 1997), yaitu e-mail, Mailing List (milis), Newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), dan World Wide Web (WWW).
Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar mengajar di sekolah, intenet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang perlu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut (Boettcher, 1999).
Strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya tergantung dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai berikut (Boettcher, 1999) :
* dialog/komunikasi antara guru dengan siswa
* dialog/komunikasi antara siswa dengan sumber belajar
* dialog/komunikasi diantara siswa
Apabila ketiga aspek tersebut bisa diselenggarakan dengan komposisi yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek tersebut (Pelikan, 1992). Kemudian dinyatakan pula bahwa perancangan suatu pembelajaran dengan mengutamakan keseimbangan antara ketiga dialog/komunikasi tersebut sangat penting pada lingkungan pembelajaran berbasis web (Boettcher, 1995).
Dari sejumlah studi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa internet memang bisa dipergunakan sebagai media pembelajaran, seperti studi yang telah dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST) pada tahun 1996, yang dilakukan terhadap sekitar 500 murid kelas lima dan enam sekolah dasar. Ke 500 murid tersebut dimasukkan dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang dalam kegiatan belajarnya dilengkapi dengan akses ke internet dan kelompok kontrol. setelah dua bulan menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mendapat nilai yang lebih tinggi berdasarkan hasil tes akhir.
Dengan demikian, terlihat bahwa sebagaimana media lain yang selama ini telah dipergunakan sebagai media pendidikan secara luas, internet juga mempunyai peluang yang tak kalah besarnya dan bahkan mungkin karena karakteristiknya yang khas maka di suatu saat nanti internet bisa menjadi media pembelajaran yang paling terkemuka dan paling dipergunakan secara luas.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman sebagaimana yang telah dilakukan dibanyak negara maju, pendayagunaan internet untuk pendidikan atau pembelajaran bisa dilakukan dalam tiga bentuk (Haughey, 1998), yaitu : (1) Web Course, (2) Web Centric Course, dan (3) Web Enhanced Course.
* Web Course, ialah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, dimana seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat. Komunikasi lebih banyak dilakukan secara ansynchronous daripada synchronous. bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, karena semua proses belajar mengajar sepenuhnya dilakukan melalui penggunaan fasilitas internet seperti e-mail, chat rooms, bulletin board, dan online conference.
Disamping itu, sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sudah tersedia di internet, seperti database statistik, berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik, dan lain-lain.
Bentuk pembelajaran model ini biasanya dipergunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning). Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university, ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
* Web Centric Course, dimana sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. walaupun dalam proses belajarnya sebagian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi persentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan persentase proses belajar melalui internet.
Dengan bentuk ini maka pusat kegiatan belajar bergeser dari kegiatan kelas menjadi kegiatan melalui internet. sama dengan bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah ataupun di tempat-tempat yang telah ditentukan.
Penerapan bentuk ini sebagaimana yang dilakukan pada perguruan tinggi-perguruan tinggi yang menerapkan sistem belajar secara off campus.
*Web Enhanced Course, yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama Web Lite Course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.
Peranan internet di sini adalah untuk menyediakan content (sumber belajar) yang sangat kaya dan juga memberikan fasilitas hubugan (link) ke berbagai sumber belajar. juga tak kalah pentingnya ialah pemberian fasilitas komunikasi antara pengajar dengan peserta didik, dan antar peserta didik secara timbal balik. Dialog atau komunikasi tersebut adalah untuk keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok (kolaborasi). berbeda dengan kedua bentuk sebelumnya, pada bentuk web enhanced course ini persentase pembelajaran melalui internet justru lebih sedikit dibandingkan dengan persentase pembelajaran secara tatap muka, karena penggunaan internet adalah hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Bentuk ini biasanya dirujuk sebagai langkah awal bagi institusi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis internet, sebelum menyelenggarakan pembelajaran dengan internet secara lebih kompleks, seperti web centric course ataupun web course.
Sumber :
Yuhetty, Harina & Hardjito. Editor : Chaeruman, Uwes A. Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Intenet : Tantangan dan Peluangnya. dalam Prawiradilaga, Dewi Salma & Siregar, Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Jakarta : Kencana.
Rabu, 05 Maret 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
salam,.,aku dea, aku blh mnta referensi lain tetang pemanfaatan internet yang Web Enhanced Course,krna aku mo nyusun tugas akir tentang pemanfaatan metode ini. aku mhn skali bantuannya,klo bsa judl buku nya atau artikel juga blh,.,.,.pliss n klo blh mnta tlg lgi krim ke email ku :radhi_ed@yahoo.com
tengkyuw bgt y sblmnya
Posting Komentar