Jumat, 28 Maret 2008
Kegunaan Media Komunikasi dalam Pembelajaran
1. Memberikan pengetahuan tentang tujuan belajar
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang pengetahuan yang akan diperolehnya atau keterampilan yang akan dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang diharapkan darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia telah menguasai bahan pelajaran dan tingkat kemahiran yang diharapkan. Untuk pembelajaran dalam kawasan perilaku psikomotor atau kognitif, media visual khususnya menampilkan gerak dapat mempertunjukkan (performance) yang harus dipelajari siswa. Dengan demikian dapat menjadi model perilaku yang diharapkan dapat dipertunjukkannya pada akhir pembelajaran.
2. Memotivasi siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi siswa. Tanpa motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan belajar. Usaha untuk memotivasi siswa sering kali dilakukan dengan menggambarkan sejelas mungkin keadaan masa depan, dimana siswa perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran. Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan masa depan adalah media yang dapat menunjukkan (show) sesuatu atau menceritakan (tell) hal tersebut. Bila teknik bermain peran digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman yang dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga sering kali diproduksi dan digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara yang lebih alami.
3. Menyajikan informasi
Dalam sistem pembelajaran yang besar yang terdiri dari beberapa kelompok dengan kurikulum yang sama, media seperti film dan televisi dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas bebas dari tugas mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan kegiatan siswa, mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling, secara individual. Ada tiga jenis variasi penyajian informasi : (a) penyajian dasar (basic), membawa siswa kepada pengenalan pertama terhadap materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan diskusi, kegiatan siswa atau review oleh guru kelas. (b) penyajian pelengkap (supplementary), setelah penyajian dasar dilakukan oleh guru kelas, media digunakan untuk membawa sumber-sumber tambahan ke dalam kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas dengan cara apa pun. (c) penyajian pengayaan (enrichment), merupakan informasi yang bukan merupakan bagian dari tujuan pembelajaran, digunakan karena memiliki nilai motivasi dan dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.
4. Merangsang diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi sering kali disebut sebagai papan loncat (springboard), diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi. Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, sering kali melalui drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik. penyajian dibiarkan terbuka (open-ended), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya. Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka masalah, meyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus diskusi. Film atau video sering kali digunakan untu tujuan ini.
5. Mengarahkan kegiatan siswa
Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan (application). Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan (doing). Media dapat digunakan secara seingkat atau sebentar-sebentar untuk mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media digunakan untuk mengarahkan siswa melakukan kegiatan langkah demi langkah (step by step). Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk kegiatan siswa, seperti tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah demi langkah untuk percobaan laboratorium yang kompleks. Permainan merupakan metode pembelajaran yang sangat disukai khususnya siswa sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi, melibatkan siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.
6. Melaksanakan latihan dan ulangan
Dalam belajar keterampilan, apakah itu bersifat kognitif atau psikomotor. Pengulangan respons-respons dianggap sangat penting untuk kemajuan kecepatan dan tingkat kemahiran. Istilah "drill" digunakan untuk jenis respons yang lebih sederhana seperti menerjemahkan kata-kata asing atau mengucapkan kata-kata asing. "Practice" biasanya berhubungan dengan kegiatan yang lebih kompleks yang membutuhkan koordinasi dari beberapa keterampilan dan biasanya merupakan penerapan pengetahuan, misalnya latihan olahraga tim atau individual, memecahkan berbagai bentuk masalah. Penyajian latihan adalah proses mekanis murni dan dapat dilakukan dengan sabar dan tak kenal lelah oleh media komunikasi, khususnya oleh media yang dikelola komputer. Laboratorium bahasa juga salah satu contoh media yang digunakan untuk pengulangan dan latihan.
7. Menguatkan belajar
Penguatan sering kali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespons dengan tingkah laku yang diharapkan, setelah diberikan stimulus. Penguatan paling efektif diberikan beberapa saat setelah respons diberikan. Karena itu harus terintegrasi dengan fungsi media yang membangkitkan respons siswa, seperti fungsi 3,4,5,6,8. Jenis penguatan yang umum digunakan adalah pengetahuan tentang hasil (knowledge of result). Suatu program media bertanya kepada siswa, kemudian siswa meyusun jawabannya atau memilih dari beberapa kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawabannya, ia sangat termotivasi untuk segera mengetahui jawaban yang benar. Jika jawaban siswa benar dan ia tahu, ia dikuatkan, bahkan jika jawabannya salah, evaluasi dari jawabannya. menunjukkan seberapa dekat jawabannya mendekati kebenaran, juga dapat menguatkan. Media apa pun yang dapat digunakan untuk menyajikan informasi juga mampu menyajikan pertanyaan dan merangsang siswa untuk menjawab. Media apa pun yang mampu melakukan fungsi ini, ia juga mampu memberikan jawaban benar terhadap responsnya (actions or manipulation), sehingga memberikan latihan terhadap perilaku yang kompleks yang membutuhkan lingkungan khusus. COntoh yang sering ditemui adalah simulator mobil yang digunakan dalam latihan mengendara dan simulator pesawat yang digunakan untuk terhadap pertanyaan kognitif setelah siswa diberi kesempatan menjawab, sehingga memungkinkan membandingkan dan memperoleh pengetahuan tentang hasil sesegera mungkin.
8. Memberikan pengalaman simulasi
Simulator adalah alat untuk menciptakan lingkungan buatan yang secara realistis dapat merangsang siswa dan berekasi pelatihan pilot. Instruktur biasanya menjadi bagian dari sistem, memberikan penilaian segera dan menyelipkan kerusakan pada sistem untuk memberikan siswa latihan mengatasi masalah. media komunikasi sering kali memegang peranan penting dalam simulasi, sejak siswa harus mengkomunikasikan informasi kepada mesin dan sebaliknya mesin menginformasikan pengguna tentang pencapaiannya. Simulator tidak terbatas pada sistem yang kongkret dan "self-contained", tetapi dapat diaplikasikan pada sistem yang lebih abstrak seperti ekonomi nasional dari negara kuno, anggaran belanja sistem sekolah atau fungsi bantuan kedutaan dalam negara Afrika. Program komputer dapat memungkinkan simulasi sistem yang kompleks, menerima masukan dari siswa, menghitung hasil dan menginformasikan kepada siswa melalui media komunikasi tentang perubahan yang dilakukan dalam sistem. Jenis lain dari simulasi adalah permainan, mensimulasikan sistem yang kompetitif dengan dua atau lebih siswa atau kelompok belajar berinteraksi satu sama lain. Karena sangat mirip dengan simulator yang dapay merefleksikan kenyataan, permainan dapat mengembangkan respons yang siap ditransfer ke dunia yang sebenarnya. Bermain peran (role playing) juga merupakan bagian dari teknik simulasi yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan tentang hubungan antar manusia. Media, biasanya film, video digunakan untuk merekam suatu pertemuan antara siswa dan seseorang yang mensimulasikan kehidupan nyata seseorang, siswa dilatih berinteraksi dengannya.
Sumber :
Sudirjo, Sudarsono & Siregar, Eveline. Media Pembelajaran Sebagai Pilihan dalam Strategi Pembelajaran. dalam Prawiradilaga, Dewi Salma & Siregar, Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Jakarta. Jakarta : Kencana.
Sabtu, 15 Maret 2008
Orasi Terakhir Nabi Muhammad SAW
Rasul SAW memuji Allah dan menyanjung-Nya. Beliau memohonkan ampunan bagi pada syuhada perang Uhud dan mendoakan mereka. Setelah itu beliau bersabda :
"Wahai manusia, mendekatlah kepadaku." Kemudian mereka mendekat kepada beliau. Setelah itu beliau bersabda lagi : "Amma ba'du. Sesungguhnya ada seseorang yang telah diberi pilihan oleh Tuhannya antara terus hidup di dunia ini sesukanya dan bisa memakan dari dunia sesukanya, atau berjumpa dengan Tuhannya...
Mendengar perkataan beliau tersebut, Abu Bakar menangis dan berkata, "Kami siap menjadi tebusanmu, dengan ayah-ayah kami, ibu-ibu kami, dan harta-harta kami..."
Rasulullah SAW meneruskan pembicaraan, "Tidak ada orang yang lebih melimpah persahabatan dan hartanya kepada kita daripada anak Abu Quhafah (Abu Bakar). Seandainya aku boleh menjadikan seorang teman dekat (khalil) selain Tuhanku, niscaya aku akan menjadikan anak Abu Quhafah sebagai teman dekatku. Namun (meskipun tidak bisa melakukan hal demikian), ada cinta dan persaudaraan iman (Beliau menyatakan ini dua atau tiga kali). Sahabat kalian adalah teman dekat Allah. Di manjid ini tidak ada satu pun pintu yang tersisa kecuali pintu Abu Bakar.
"Wahai manusia, telah sampai kepadaku berota bahwa kalian mencemaskan kematian Nabi kalian. Apakah ada nabi sebelumku yang kekal bersama kaum yang kepada mereka ia diutus ? (Seandainya ada) maka aku juga bisa tetap bersama kalian. Camkanlah, sesungguhnya akau akan menjumpai Tuhanku. Kalian juga aka menumpai-Nya. Oleh karena itu, aku berwasiat kepada kalian untuk melakukan yang terbaik kepada kaum Muhajirin, dan kau berwasiat kepada kaum Muhajirin untuk melakukan yang terbaik di antara mereka sendiri. Allah SWT berfirman, "Demi waktu, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian...dst. (QS. Al-Ashr, 103)." Segala sesuatu berjalan sesuai dengan izin Allah SWT. Kalian tidak dapat meperlambat sesuatu yang seharusnya terjadi dengan segera. Dan Allah SWT tidak menyegerakan sesuatu karena keinginan seseorang. Barang siapa mlawan Allah, maka Allah akan melawannya. Barang siapa menipu Allah, maka Allah akan menipunya. Kelak pada masa mendatang yang tidak lama lagi, jika kalian memerintah, janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi dan janganlah kalian memutuskan kasih sayang".
"aku berwasiat kepada kalian untuk melakukan yang terbaik terhadap kaum Anshar. Sebab merekalah yang telah menyiapkan negeri dan keimanan untuk kalian. Oleh sebab itu, berbuat baiklah kepada mereka. Bukankah mereka telah membagikan buah-buahan mereka kepada kalian ?. Bukankah mereka telah memperluas rumah-rumah mereka untuk kalian ?. Bukankah mereka telah mengutamakan kalian daripada diri mereka sendiri, meskipun mereka sendiri sebenarnya hidup dalam kesusahan ?".
"Ketahuilah, jumlah manusia akan semakin banyak. Sementara jumlah Anshar semakin sedikit. Sehingga posisi mereka di tengah manusia seperti posisi garam bagi masakan. Mereka adalah keluargaku yang kepada mereka aku berlindung; mereka adalah sandalku; mereka adalah bejana makananku yang darinya aku mengambil makanan. Oleh karena itu, jagalah aku ditengah-tengah mereka".
"Demi Zat yang jiwaku berada ditangan-Nya, sungguh aku mencintai kalian. Sesungguhnya kaum Anshar telah memenuhi apa yang telah menjadi kewajiban mereka. Dan sekarang yang masih tersisa adalah apa yang menjadi kewajiban kalian".
"Kelak, barang siapa diantara kalian memegang kekuasaan, sehingga ia bisa melakukan tindakan yang membahayakan suatu kelompok dan memberikan manfaat kepada kelompok yang lainnya, maka hendaknya ia melihat kebaikan orang-orang dan melupakan kesalahan mereka. Camkanlah, janganlah kalian memikirkan diri kalian sendiri dan melupakan mereka. Sungguh aku akan mendahului kalian. Aku akan menjadi saksi kalian. Dan kelak kalian akan bertemu denganku. Ketahuilah, janji untuk kalian adalah Haud (Telaga di surga). Demi Allah, sekarang juga sungguh aku dapat melihat Telagaku dari posisi berdiriku saat ini. Perhatikanlah, barang siapa ingin mendatangi Telaga itu bersamaku esok, maka hendaknya ia menahan tangan dan lidahnya kecuali dalam hal yang mengharuskan untuk tidak menahan keduanya."
Sumber :
Akbar, Muhammad Ubaidul. 2006. Orasi-Orasi Muhammad Sang Rasul. Bandung : OASE Mata Air MAkna.
Pidato Abu Bakar, Khalifah Pertama
"Wahai manusia, sungguh aku telah diamanati untuk mengurus kalian, padaha; aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Namun, Al-Quran telah diturunkan, dan Rasul SAW telah mengajarkan Sunnah, dan kita telah mempelajarinya. Ketahuilah, sesungguhnya kebajikan yang paling baik adalah takwa; sedangkan kebodohan yang paling bodoh adalah berbuat dosa. Sesungguhnya, bagiku, orang yang paling kuat di antara kalian adalah justru orang yang paling lemah hingga aku mengambil darinya hak untuknya, sedangkan orang yang paling lemah di antara kalian adalah justru orang yang paling kuat hingga aku mengambil hak dari orang kuat itu. Wahai manusia, sesungguhnya aku hanyalah pengikut, bukan pembuat ajaran baru. Oleh sebab itu, jika aku berbuat benar, maka bantulah aku. Dan jika aku berbuat salah, maka koreksilah aku."
Sumber :
Akbar, Muhammad Ubaidul. 2006. Orasi-Orasi Muhammad Sang Rasul. Bandung : OASE Mata Air Makna.
Selasa, 11 Maret 2008
MEDIA SELECTION
there are five important variables to consider :
The first factor is the type of learning involved in your objectives.
A Second important factor in media selection is the projected availability of various media in the environment in which the instructional package will be used.
The third factor in media selection is the ability of designer to produce materials in a particular media fromat or the availability of persons with the expertise.
The fourth factor is the flexibility, durability, and convenience of the materials within a specified medium.
The fifth factor is the cost effectiveness of one medium compared to others over the long run.
Source :
Dick, Walter & Carey, Lou. 1978. The Systematic Design Of Instruction. United States of America. Scott, Foresman and Company.
Komponen dalam mendisain materi pembelajaran
suatu buku pedoman pembelajaran memuat panduan-panduan kepada para siswa bagaimana menggunakan semua sumber belajar termasuk modul. Buku panduan berisi strategi yang penting untuk siswa dalam hal memberitahukan mereka apa yang harus dilakukan pertama kali, yang kedua, ketiga, dan seterusnya.
* Bahan-bahan pembelajaran (Instructional materials)
Bahan-bahan pembelajaran memuat informasi baik yang tertulis atau yang di-media-kan, dimana seorang siswa akan mencapai tujuan pembelajaran.
* Tes (Test)
Semua bahan-bahan pembelajaran harus disertai dengan tes. ini mungkin termasuk tes tingkah laku (behaviors test), dan/atau suatu pre-tes, serta post-tes. anda mungkin ingin menempatkan tes sebagai bagian terpisah dari komponen materi pembelajaran, tetapi menempatkannya pada komponen yang lain. contohnya, anda menempatkan tes tingkah laku, pre-tes, dan post-tes pada buku pedoman guru, sehingga materi tes tidak tersedia pada buku pedoman siswa.
* Buku Pedoman guru (Instructor's manual)
Buku pedoman guru harus tersedia yang memberikan deskripsi secara umum mengenai bahan-bahan pembelajaran dan termasuk rangkaian pembelajaran bagi para siswa.
Sumber :
Dick, Walter & Carey, Lou. 1978. The Systematic Design Of Instruction. United States of America. Scott, Foresman and Company.
Contoh : Lembar Kegiatan Observasi Tes
TES : ……………………..
Nama : ……………………. Jenis Kelamin : ………………………
Tgl. Lahir : ……………………. Tgl. Tes : ………………………
Pendidikan : ……………………. Waktu Tes : ………………………
Tempat Tes : ……………………. Alamat : ………………………
I. Selama Testee Diberi Instruksi
1. Melihat kepada tester dan mendengarkan dengan penuh perhatian
a. tidak
b. kadang-kadang
c. selalu
2. Testee melihat-lihat sekitar ruang.
a. ya
b. tidak
3. Testee mengajukan pertanyaan kepada tester
a. tidak
b. kadang-kadang
c. selalu
4. Approach kepada tes
a. lambat
b. ragu-ragu
c. cepat
5. Sikap terhadap tes
a. acuh tak acuh
b. santai
c. serius
6. Ekspresi yang berhubungan dengan kemampuan sendiri terhadap tes
a. mengatakan bahwa tugas itu mudah
b. mengekspresikan antusiasnya
c. tidak dapat mengerjakan
d. tidak memberikan komentar, diam
7. Penilaian/kritik terhadap tugas yang diberikan, baik melalui ucapan atau gerakan ;
…………………………………………………………………………………........
…………………………………………………………………...........................
II. Selama Testee Mengerjakan Tes
1. Permulaan
a. langsung dimulai
b. melihat-lihat dahulu baru memulai
c. memulai dengan beberapa ulangan atau selalu dengan cara yang lama
2. Selama mengerjakan tugas
a. arah perhatian
1. memperhatikan tugas-tugasnya
2. perhatiannya keliling
3. kurang memperhatikan tugas-tugasnya
b. daya kosentrasi
1. sangat terpusat
2. terbagi-bagi
c. ekspresi perasaan emosi
1. tenang
2. tidak tenang
3. terkejut
d. mengekspresikan perasaan
1. selama seluruh tes berlangsung
2. hanya sebagian-sebagian
3. tidak mengekspresikan perasaannya
e. gerak-gerak badan
1. koordinasi baik
2. koordinasi sedang
3. gelisah
f. tempo kerja
1. cepat
2. sedang
3. lambat
g. gerakan tangan
1. terampil/cekatan
2. pasti/teguh/mantap
3. cepat, nervous
4. lambat
h. cara bekerja
1. sesuai dengan tugas
a. bekerja sistematis
b. meloncat-loncat
c. teratur
d. tidak teratur
2. menurut jenis tindakan
a. teliti
b. ceroboh/kotor
i. mempergunakan alat-alat
1. dengan baik/teratur
2. dengan ceroboh/acak-acakan
j. selama testee bekerja, mengembalikan alat-alatnya
1. ya
2. tidak
k. kalau timbul kesulitan, tidak minta pertolongan tetapi ada sikap
1. acuh tak acuh
2. mengatasi kesulitan dengan cara yang korek
3. tenang
4. gelisah
l. minta pertolongan
1. bekali-kali
2. satu kali
3. tidak pernah
m. sikap selama ditolong
1. acuh tak acuh
2. gembira
3. berterima kasih
4. agak pesimis
5. penuh kepercayaan
6. menunjukkan perasaan tidak senang
n. mengerjakan instruksi
1. dengan cepat
2. mengerjakan dengan penyimpangan :
- positif
- negative
3. mengerjakan dengan lambat
III. Sikap terhadap performance
1. mengetahui kesalahannya
a. kadang-kadang
b. mengetahui pada akhir tes
c. selama mengerjakan tes
2. tidak mengetahui kesalahan dan tidak mengecek kesalahannya
IV. Kelakuan pada akhir tes
1. tinggal diam dan mengerjakan dengan tenang
2. mengatakan hasil-hasilnya
3. mengajukan pertanyaan-pertanyaan
4. mengekspresikan emosi
V. Sesudah Testing
1. Meninggalkan alat-alatnya
a. teratur
b. tidak tearatur
2. mempergunakan alat-alatnya
a. secara ekonomis
b. tidak ekonomis
3. meninggalkan tempat dengan
a. cepat
b. lambat
ttd
OBSERVER
Sumber :
Uno, Hamzah B. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.
Rabu, 05 Maret 2008
Edukasi Net Sebagai Situs Pembelajaran Berbasis Internet
Ke depan, diharapkan situs pembelajaran yang sedang dikembangkan tersebut akan dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas penyediaan bahan belajar yang meliputi seluruh mata pelajaran untuk seluruh jenjang dan jalur pendidikan, bimbingan belajar, bimbingan dan penyuluhan/konsultasi, tutorial, remedial, e-mail, forum diskusi, mailing list, uji kemampuan, bank soal, pengetahuan popular, dan lain-lain. Disamping itu, EdukasiNet diharapkan dapat menyediakan berbagai informasi praktis tentang berbagai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan guru dalam melaksanakan tugas sehari-harinya sebagai pengajar professional.
Kemudian, sebagaimana yang telah dikemukakan dalam Five-years Action Plan di atas, situs pembelajaran ini nantinya akan mampu berperan sebagai suatu jaringan sekolah (school net) dan memberikan dukungan bagi pendidikan/pelatihan jarak jauh khususnya untuk meningkatkan kompetensi guru. Sebagai suatu jaringan sekolah, dalam perkembangan selanjutnya EdukasiNet diharapkan akan memiliki atau menjadi bagian dari komunitas jaringan berskala nasional, regional, dan bahkan internasional.
Situs utama yang berisfat nasional akan memuat fitur yang bersifat nasional, artinya bisa dimanfaatkan secara terbuka oleh semua pengguna baik siswa pada sekolah yang memanfaatkan EdukasiNet, maupun siswa-siswa lain secara perorangan yang sekolahnya belum memanfaatkan EdukasiNet sebagai satu kesatuan pembelajaran di sekolah. Diharapkan sekolah-sekolah yang memanfaatkan EdukasiNet, akan menggunakan sumber-sumber belajar yang ada pada situs EdukasiNet Nasional sebagai bahan pengayaan, rujukan, dan penugasan sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. Kemudian secara synchronous atau asynchronous secara individual siswa akan mengikuti bimbingan belajar, tutorila, dan konseling yang memiliki kompetensi dalam bidangnya. Juga secara individual siswa bisa melakukan uji kemampuan, memanfaatkan bank soal dan menggunakan fasilitas virtual lab untuk meningkatkan kemampuannya.
Berbeda dengan situs nasional yang sifatnya terbuka, situs lokal sekolah dirancang untuk melayani keperluan sekolah, baik aspek manajemen sekolah seperti informasi umum, persyaratan, dan tata cara mengikuti pelajaran, jadwal pelajaran, staf pengajar, pengumuman, kemajuan/prestasi siswa, FAQ, dan lain-lain. Juga aspek yang berhubungan dengan keperluan pembelajaran seperti penyediaan bahan ajar (yang dikembangkan oleh gru setempat), study guide, tutorial/pengajaran, diskusi, kolaborasi, presentasi, konferensi, kuis, latihan, penugasan, tes, nilai, dan lain-lain.
Situs lokal atau situs sekolah ini sifatnya agak tertutup, artinya hanya siswa sekolah tersebut atau yang terdaftar saja yang bisa mengakses informasi tertentu. Untuk itu, pada situs sekolah ini akan dikembangkan dengan menggunakan Web Course Tool, yaitu suatu Authoring Tools, yang dirancang untuk membantu guru dalam mengembangkan e-learning secara mudah. Authoring Tools berbahasa Indonesia yang akan dipergunakan pada saat ini sedang dikembangkan oleh tim PUSTEKOM.
Berangkat dari itu semua, sejak bulan Juni 2002 dimulailah kegiatan pengembangan EdukasiNet yang diawali dengan kegiatan untuk menggalang dukungan dari lingkungan Depdiknas seperti DIrektorat Pendidika Menengah Umum, dan Direktorat Menengah Kejuruan serta dari kalangan luar Depdiknas seperti Divisi Risti PT Telkom, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Jaringan Informasi Sekolah (JIS), ICT Watch, dan media massa yang bergerak dalam bidang IT (Internet).
Kegiatan tersebut kemudian diikuti dengan serangkaian kegiatan penyelenggaraan seminar e-learning pada tanggal 2 Juli 2002, dan dilanjutkan dengan pengembangan desain sistem, pengembangan sumber daya manusia, pembuatan prototipe format sajian, penyepakatan format sajian, pengembangan model pemanfaatan, pelatihan tenaga pengembang materi, pengembangan materi pembelajaran, pengembangan situs EdukasiNet, sampai dengan kegiatan launching yang telah dilakukan pada tanggal 11 Agustus 2003 bertepatan dengan pencanangan bulan Telematika oleh Menkominfo. Untuk mencapai bentuk akhir yang diharapkan, EdukasiNet akan terus dikembangkan kemampuan SDM pengembangannya dan perkembangan kebutuhan di lapangan.
Manfaat EdukasiNet
Setelah kurang lebih satu tahu berjalan, dari hasil evaluasi yang dilakukan PUSTEKOM diperoleh informasi tentang keuntungan dari pemanfaatan EdukasiNet. Keuntungan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :
- Siswa dan guru dapat memperoleh sumber belajar yang sesuai kurikulum.
- Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat melakukan diskusi melalui forum diskusi.
- Guru dengan siswa atau siswa dengan siswa lain dapat saling menerima atau mengirim informasi melalui mailing list.
- Guru dan siswa dapat men-download materi pelajaran yang diperlukan, dan
- Sumber belajar dapat diakses dari mana saja dan kapan saja.
Sumber :
Yuhetty, Harina & Hardjito. Editor : Chaeruman, Uwes A. Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Intenet : Tantangan dan Peluangnya. dalam Prawiradilaga, Dewi Salma & Siregar, Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Jakarta : Kencana
Internet Sebagai Media Pembelajaran
Fasilitas aplikasi internet cukup banyak sehingga mampu memberikan dukungan bagi keperluan akademisi. terdapat lima aplikasi standar internet yang dapat dipergunakan untuk keperluan pendidikan (Purbo, 1997), yaitu e-mail, Mailing List (milis), Newsgroup, File Transfer Protocol (FTP), dan World Wide Web (WWW).
Sebagai media yang diharapkan akan menjadi bagian dari suatu proses belajar mengajar di sekolah, intenet diharapkan mampu memberikan dukungan bagi terselenggaranya proses komunikasi interaktif antara guru dengan siswa sebagaimana yang dipersyaratkan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Kondisi yang perlu didukung oleh internet tersebut terutama berkaitan dengan strategi pembelajaran yang akan dikembangkan, yang kalau dijabarkan secara sederhana, bisa diartikan sebagai kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk mengajak siswa mengerjakan tugas-tugas dan membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan yang dibutuhkan dalam rangka mengerjakan tugas-tugas tersebut (Boettcher, 1999).
Strategi pembelajaran yang meliputi pengajaran, diskusi, membaca, penugasan, presentasi dan evaluasi, secara umum keterlaksanaannya tergantung dari satu atau lebih dari tiga mode dasar dialog/komunikasi sebagai berikut (Boettcher, 1999) :
* dialog/komunikasi antara guru dengan siswa
* dialog/komunikasi antara siswa dengan sumber belajar
* dialog/komunikasi diantara siswa
Apabila ketiga aspek tersebut bisa diselenggarakan dengan komposisi yang serasi, maka diharapkan akan terjadi proses pembelajaran yang optimal. Para pakar pendidikan menyatakan bahwa keberhasilan pencapaian tujuan dari pembelajaran sangat ditentukan oleh keseimbangan antara ketiga aspek tersebut (Pelikan, 1992). Kemudian dinyatakan pula bahwa perancangan suatu pembelajaran dengan mengutamakan keseimbangan antara ketiga dialog/komunikasi tersebut sangat penting pada lingkungan pembelajaran berbasis web (Boettcher, 1995).
Dari sejumlah studi yang telah dilakukan, menunjukkan bahwa internet memang bisa dipergunakan sebagai media pembelajaran, seperti studi yang telah dilakukan oleh Center for Applied Special Technology (CAST) pada tahun 1996, yang dilakukan terhadap sekitar 500 murid kelas lima dan enam sekolah dasar. Ke 500 murid tersebut dimasukkan dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen yang dalam kegiatan belajarnya dilengkapi dengan akses ke internet dan kelompok kontrol. setelah dua bulan menunjukkan bahwa kelompok eksperimen mendapat nilai yang lebih tinggi berdasarkan hasil tes akhir.
Dengan demikian, terlihat bahwa sebagaimana media lain yang selama ini telah dipergunakan sebagai media pendidikan secara luas, internet juga mempunyai peluang yang tak kalah besarnya dan bahkan mungkin karena karakteristiknya yang khas maka di suatu saat nanti internet bisa menjadi media pembelajaran yang paling terkemuka dan paling dipergunakan secara luas.
Berdasarkan penelitian dan pengalaman sebagaimana yang telah dilakukan dibanyak negara maju, pendayagunaan internet untuk pendidikan atau pembelajaran bisa dilakukan dalam tiga bentuk (Haughey, 1998), yaitu : (1) Web Course, (2) Web Centric Course, dan (3) Web Enhanced Course.
* Web Course, ialah penggunaan internet untuk keperluan pembelajaran, dimana seluruh bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan dan ujian sepenuhnya disampaikan melalui internet. siswa dan guru sepenuhnya terpisah, namun hubungan atau komunikasi antara peserta didik dengan pengajar bisa dilakukan setiap saat. Komunikasi lebih banyak dilakukan secara ansynchronous daripada synchronous. bentuk web course ini tidak memerlukan adanya kegiatan tatap muka baik untuk keperluan pembelajaran maupun evaluasi dan ujian, karena semua proses belajar mengajar sepenuhnya dilakukan melalui penggunaan fasilitas internet seperti e-mail, chat rooms, bulletin board, dan online conference.
Disamping itu, sistem ini biasanya juga dilengkapi dengan berbagai sumber belajar (digital), baik yang dikembangkan sendiri maupun dengan menggunakan berbagai sumber belajar dengan jalan membuat hubungan (link) ke berbagai sumber belajar yang sudah tersedia di internet, seperti database statistik, berita dan informasi, e-book, perpustakaan elektronik, dan lain-lain.
Bentuk pembelajaran model ini biasanya dipergunakan untuk keperluan pendidikan jarak jauh (distance education/learning). Aplikasi bentuk ini antara lain virtual campus/university, ataupun lembaga pelatihan yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan yang bisa diikuti secara jarak jauh dan setelah lulus ujian akan diberikan sertifikat.
* Web Centric Course, dimana sebagian bahan belajar, diskusi, konsultasi, penugasan, dan latihan disampaikan melalui internet, sedangkan ujian dan sebagian konsultasi, diskusi dan latihan dilakukan secara tatap muka. walaupun dalam proses belajarnya sebagian dilakukan dengan tatap muka yang biasanya berupa tutorial, tetapi persentase tatap muka tetap lebih kecil dibandingkan dengan persentase proses belajar melalui internet.
Dengan bentuk ini maka pusat kegiatan belajar bergeser dari kegiatan kelas menjadi kegiatan melalui internet. sama dengan bentuk web course, siswa dan guru sepenuhnya terpisah tetapi pada waktu-waktu yang telah ditetapkan mereka bertatap muka, baik di sekolah ataupun di tempat-tempat yang telah ditentukan.
Penerapan bentuk ini sebagaimana yang dilakukan pada perguruan tinggi-perguruan tinggi yang menerapkan sistem belajar secara off campus.
*Web Enhanced Course, yaitu pemanfaatan internet untuk pendidikan, untuk menunjang peningkatan kualitas kegiatan belajar mengajar di kelas. Bentuk ini juga dikenal dengan nama Web Lite Course, karena kegiatan pembelajaran utama adalah tatap muka di kelas.
Peranan internet di sini adalah untuk menyediakan content (sumber belajar) yang sangat kaya dan juga memberikan fasilitas hubugan (link) ke berbagai sumber belajar. juga tak kalah pentingnya ialah pemberian fasilitas komunikasi antara pengajar dengan peserta didik, dan antar peserta didik secara timbal balik. Dialog atau komunikasi tersebut adalah untuk keperluan berdiskusi, berkonsultasi, maupun untuk bekerja secara kelompok (kolaborasi). berbeda dengan kedua bentuk sebelumnya, pada bentuk web enhanced course ini persentase pembelajaran melalui internet justru lebih sedikit dibandingkan dengan persentase pembelajaran secara tatap muka, karena penggunaan internet adalah hanya untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara tatap muka.
Bentuk ini biasanya dirujuk sebagai langkah awal bagi institusi pendidikan yang akan menyelenggarakan pembelajaran berbasis internet, sebelum menyelenggarakan pembelajaran dengan internet secara lebih kompleks, seperti web centric course ataupun web course.
Sumber :
Yuhetty, Harina & Hardjito. Editor : Chaeruman, Uwes A. Edukasi Net Pembelajaran Berbasis Intenet : Tantangan dan Peluangnya. dalam Prawiradilaga, Dewi Salma & Siregar, Eveline. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Jakarta : Kencana.
Selasa, 04 Maret 2008
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
Kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kebiasaan berpikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus memungkinkan seseorang menjadi kompeten, dalam arti memiliki pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.
Dasar pemikiran untuk menggunakan konsep kompetensi dalam kurikulum adalah sebagai berikut :
1) Kompetensi berkenaan dengan kemampuan anak melakukan sesuatu dalam berbagai konteks.
2) Kompetensi menjelaskan pengalaman belajar yang dilalui anak untuk menjadi kompeten.
3) Kompeten merupakan hasil belajar (learning outcomes) yang menjelaskan hal-hal yang dilakukan anak setelah melalui proses pembelajaran.
4) Keadaan kemampuan anak melakukan sesuatu harus didefinisikan secara jelas dan luas dalam suatu standar yang dapat dicapai melalui kinerja yang dapat diukur.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai anak, penilaian, kegiatan pembelajaran, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan kurikulum lembaga pendidikan.
Kurikulum berbasis kompetensi berorientasi pada : (1) hasil dan dampak yang diharapkan muncul pada diri anak melalui serangkaian pengalaman belajar yang bermakna, dan (2) keberagaman yang dapat dimanifestasikan sesuai dengan kebutuhannya.
Rumusan kompetensi dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan pernyataan tentang apa yang diharapkan dapat diketahui, disikapi, atau dilakukan anak dalam setiap jenjang pendidikan dan sekaligus menggambarkan kemajuan anak yang dicapai secara bertahap dan berkelanjutan untuk menjadi kompeten.
Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
* Menekankan pada ketercapaian kompetensi anak baik secara individual maupun secara klasikal.
* Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.
* Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.
* SUmber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur edukatif.
* Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
SUMBER :
Sujiono, Yuliani Nurani & Sujiono, Bambang. 2002. Aplikasi Teknologi Pendidikan Pada Anak Usia Dini : Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Melalui Penerapan Model Pembelajaran Sentra Untuk Mengembangkan Multikecerdasan. dalam Prawiradilaga, Dewi Salma & Siregar, Eveline. 2004. MOZAIK TEKNOLOGI PENDIDIKAN. Universitas Negeri Jakarta : Kencana.