Minggu, 08 Agustus 2010

Mengapa timbul sosiologi pendidikan ?

a. Kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat mengalami perubahan sangat cepat, progresif, dan kerap kali menunjukkan gejala 'desintegratif' (berkurangnya kesetiaan terhadap nilai-nilai umum). Perubahan sosial yang cepat menimbulkan 'cultural lag' (ketinggalan kebudayaan akibat adanya hambatan-hambatan). Cultural lag ini merupakan sumber masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Masalah-masalah sosial juga dialami dunia pendidikan, sehingga lembaga-lembaga pendidikan tidak mampu mengatasinya. Maka para ahli sosiologi diharapkan dapat menyumbangkan pemikirannya untuk ikut memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental.

b. Guru adalah seorang administrator, informator, konduktor, dan sebagainya, dan harus berkelakuan menurut harapan masyarakatnya. Dari guru, sebagai pendidik dan pembangun generasi baru diharapkan tingkah laku yang bermoral tinggi demi masa depan bangsa dan negara.
Kepribadian guru dapat mempengaruhi suasana kelas/sekolah, baik kebebasan yang dinikmati anak dalam mengeluarkan buah pikiran, dan mengembangkan kreatifitasnya ataupun pengekangan dan keterbatasan yang dialami dalam pengembangan pribadinya.
Kebebasan guru juga terbatas oleh pribadi atasannya (Kepala Sekolah, pengawas, Kakanwil, sampai menteri Depdikbud), keseluruhannya dipengaruhi, dibatasi, serta diarahkan pada pencapaian Tujuan Pendidikan Nasional (TPN) dalam GBHN, Undang-Undang Pendidikan, Peraturan, dan sebagainya.
Anak dalam perkembangannya dipengaruhi oleh orang tua/wali (pendidikan informal), guru-guru (pendidikan formal), dan masyarakat (pendidikan nonformal). Keberhasilan pendidikan di sekolah bukan hanya ditentukan oleh usaha murid secara individual atau berkat interaksi murid dan gur dalam proses belajar mengajar (PBM), melainkan juga oleh interaksi anak/siswa dengan lingkungan sosialnya (yang berlainan) dalam berbagai situasi yang dihadapi di dalam maupun di luar sekolah.
Anak berbeda-beda dalam bakat atau pembawaannya, terutama karena pengaruh lingkungan sosial yang berlainan. Pendidikan itu sendiri dapat dipandang sebagai sosialisasi yang terjadi dalam interaksi sosial. Maka sudah sewajarnya bila seorang guru/pendidik harus berusaha menganalisis pendidikan dari segi sosiologi, mengenai hubungan antar manusia dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat (dengan sistem sosialnya).

Sumber : Gunawan, Ary H. 2000. Sosiologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.

1 komentar:

zultuahkifli mengatakan...

tanks artikelnya