Kamis, 18 Februari 2010

Pentingnya Sebuah Nama

Ada dua kewajiban orang tua yang mutlak harus diberikan kepada putra-putrinya yang baru lahir, adalah :

1. Memberikan nama yang baik
2. Memberikan kasih sayang.
Hadist Rasulullah saw, menerangkan sebagai berikut :
"Sebagian dari pada kewajiban ayah terhadap anaknya, ialah beri dia nama yang baik, ajari dia menulis, dan kawinkan dia apabila ia baligh". (HR. Ibnu Najjar).

Nama merupakan segala sesuatu yang berarti bagi sang anak. Karena nama mengandung sebuah makna dan harapan dari kedua orang tuanya. untuk itu, hendaknya orang tua memberikan nama yang mempunyai harapan baik di hari depannya, sehingga menjadi motivasi bagi sang anak dalam mengarungi bahtera kehidupan. Selain mengandung makna dan harapan kedua orang tua, nama sangat berarti untuk kepentingan itu sendiri, karena nama merupakan predikat dan identitas seseorang.

Nama Berperanan untuk Harga Diri
Salah satu hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya adalah memberikan nama yang baik. Nama yang diberikan orang tuanya seringkali menentukan kehormatannya. Dengan nama itu dapat menunjukkan identitas keluarganya, bangsa bahkan agama. Para ahli ilmu jiwa anak-anak maupun ahli pendidikan anak menyadari pentingnya nama dalam pembentukan konsep jati diri. Secara tidak sadar orang akan didorong untuk memenuhi citra (image, gambaran) yang terkandung dalam namanya. Teori labelling (penamaan) menjelaskan, kemungkinan seseorang menjadi jahat karena masyarakat menamainya sebagai penjahat. untuk itu Islam mengajarkan kepada umatnya "berilah nama yang baik kepada anak-anakmu". Karena nama mengandung unsur do'a dan harapan di masa yang akan datang.

Hak anak yang kedua dari orang tuanya ialah, mendapatkan kasih sayang. Banyak para orang tua secara fitri menyayangi anak-anaknya, tetapi sering kali kasih sayang itu tersembunyi. Anak-anak baru mengenal kecintaan orang tua mereka justru ketika orang tua itu sudah meninggal dunia. Sering kali para orang tua tidak mampu mengkomunikasikan kecintaannya. Untuk pertumbuhan kejiwaan mereka yang sehat, mereka memerlukan siraman cinta orang tua mereka.

Apa yang terjadi apabila anak kekurangan atau tidak pernah merasakan kasih sayang orang tuanya. para ahli telah menemukan bahwa pada anak-anak yang mengalami maternal deprivation (pemisah dari ibu) secara fisik (misalnya, karena perceraian atau orang tuanya meninggal) atau secara psikologis (yakni ia tidak terpisah dari orang tuanya secara fisik, tetapi ia tidak mendapatkan kasih sayang yang memadai), ternyata cenderung menderita kecemasan, rasa tidak tenteram, rendah diri, kesepian, agresivitas, negativisme (cenderung melawan orang tua), dan pertumbuhan kepribadian yang lambat. Kekurangan kasih sayang menghambat aktualisasi potensi kecerdasan yang dimilikinya, sehingga anak menjadi sukar belajar.

Pikiran seorang anak, demikian pula fisiknya, memerlukan bantuan untuk pertumbuhannya. Ada tiga macam "siraman" yang penting untuk pertumbuhan pikirannya, yaitu bahasa, bermain, dan kasih sayang.

Sejak bulan pertama kehidupannya, seorang anak perlu diajak bercakap-cakap, didekap, dan diasuh penuh kasih sayang, diberi senyuman, didengarkan dan dirangsang untuk memberikan reaksi dengan bunyi-bunyian atau gerakan. Mereka perlu sentuhan, teman bicara, teman tertawa, memberikan respon dan menerima respon.

Kurangnya perhatian akan membuat mereka tidak bahagia. Anak yang kurang perhatian akan kehilangan semangat hidup, kehilangan selera makan, sehingga pikiran dan badannya tidak tumbuh dengan baik.

Anak-anak belajar dengan melakukan banyak hal. Dengan demikian dalam masa pertumbuhannya, mereka perlu kebebasan untuk mencari dan bermain. Bermain-main bukanlah kegiatan yang tidak berarti, tetapi sangat penting untuk pertumbuhan anak dan dapat membantu mengembangkan mental, sosial, dan keterampilan fisiknya, termasuk berbicara dan berjalan. Bermain dapat merangsang rasa ingin tahu, kecakapan serta rasa percaya diri seorang anak. Bermain juga merupakan landasan sebagai dasar untuk mampu melakukan pekerjaan sekolahnya, mempelajari beberapa keterampilan yang perlu untuk kehidupan kemudian hari.

Bermain tidak selalu berarti menyelesaikan masalah atau mencapai apa saja yang direncanakan oleh orang tuanya. Akan tetapi, permainan anak-anak itu sendiri sangatlah penting sebagai dasar dalam mengenali potensi dirinya sendiri.

Merangsang anak-anak bermain dengan menyediakan barang-barang dan bermacam ide serta bahan adalah cara yang baik dalam membangun kreativitas anak. Alat permainan tidak selalu harus mahal. Dus-dus kosong atau alat rumah tangga sama bermanfaatnya dengan mainan-mainan yang mahal. permainan yang imajinatif, misalnya yang dapat berperan sebagai orang tua, sangatlah penting untuk perkembangan anak.

Anak perlu bantuan untuk mengembangkan daya cipta, mereka perlu tantangan untuk dapat memecahkan masalah dan memutuskan apa yang terbaik. Anak perlu menyatakan keinginannya dan keputusannya dan melihat apa yang akan terjadi.

Bernyanyi dan belajar irama, menggambar, membaca cerita dengan suara keras dapat membantu perkembangan pikiran anak dan mempersiapkan anak untuk belajar menulis dan membaca. Agar dapat tumbuh sehat, semua anak harus diberi pujian dan sanjungan atas semua hasil karyanya.

Semua orang dapat didukung untuk melakukan apa saja, dan tidak terkecuali anak-anak, adalah dukungan sosial. Hal ini biasanya berbentuk pujian atau boleh juga apa saja yang mengungkapkan perhatian, senyuman, lirikan, pelukan, kecupan, dekapan, perhatian yang mendalam, dan mendengarkan yang baik. Masalah orang tua yang utama ialah ketika harus bergaul dengan anak-anaknya pada saat mereka kurang menyukainya. Bila ayah pulang larut malam, ia lelah. Bila ibu juga pulang terlambat, ia kecapekan. Dan mereka harus melakukan banyak hal, bekerja sebagai panitia, menjalankan fungsi sosial, edukatif, dan lain-lain. Lalu apa yang sebaiknya harus dilakukan orang tua ?

Manfaatkanlah waktu yang ada. Pertama janganlah merasa terbebani dengan adanya anak. Hal ini sudah merupakan resiko manusia hidup dalam berumah tangga. Karena anak merupakan amanat Tuhan yang harus dipelihara sebaik-baiknya. Kedua, jika orang tua punya waktu, perhatikanlah waktu itu dengan serius. Inilah waktu untuk saling memahami, untuk mendukung perilaku kecil di mana orang tua menyetujui dari tingkah laku anak-anaknya. Jauh lebih baik lagi bila orang tua memberikan dukungan segera setelah hal-hal kecil itu terjadi. Suatu tingkah laku ataupun prestasi yang diikuti oleh suatu hadiah yang kecil tetapi langsung jauh lebih baik dari pada sebuah hukuman yang besar tetapi terlambat diberikan.

Sumber :
Hasan, Maimunah. 2001. Membangun Kreativitas Anak Secara Islami. Yogyakarta : Bintang cemerlang.