Sabtu, 12 Januari 2008

TES

1. Pengertian Tes
secacara harfiah, kata "tes" berasal dari bahasa Perancis kuno : testum dengan arti : "piring untuk menyisihkan logam-logam mulia" (maksudnya dengan menggunakan alat berupa piring itu akan dapat diperoleh jenis-jenis logam mulia yang nilainya sangat tinggi) dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan "tes", "ujian", atau "percobaan".
Ada beberapa istilah yang memerlukan penjelasan sehubungan dengan uraian diatas, yaitu istilah test, testing, tester, dan testee, yang masing-masing mempunyai pengertian yang berbeda. Test adalah alat atau prosedur yang dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian; testing berarti saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan penilaian; tester artinya orang yang melaksanakan tes, atau pembuat tes, atau eksperimentor, yaitu orang yang sedang melakukan percobaan; sedangkan testee adalah pihak yang sedang dikenai tes atau pihak yang sedang dikenai percobaan.
Adapun dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang objektif sehingga dapat digunakan untuk mengukur dan membandingnkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of Psychological Testing, tes merupakan suatu prosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan menurut F. L. Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau sekelompok individu, dengan maksud untuk membandingkan kecakapan mereka, satu dengan yang lain.
Dari definisi-definisi tersebut di atas, kiranya dapat dipahami bahwa dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; yang mana nilainya dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

SUMBER :
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. RajaGrafindo Persada : Jakarta.

Jumat, 11 Januari 2008

Teknik Pengujian Reliabilitas Tes Hasil Belajar Bentuk Uraian

Dalam rangka menentukan apakah tes hasil belajar bentuk uraian yang disusun oleh seorang staf pengajar telah memiliki daya keajegan mengukur atau reliabilitas yang tinggi ataukah belum, pada umunya orang menggunakan sebuah rumus yang dikenal dengan nama Rumus Alpha. Adapun rumus alpha dimaksud adalah :
Dimana :

r = Koefisien reliabilitas tes.

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes.

= jumlah varians skor dari tiap-tiap butir item.

= Varians total
Selanjutnya dalam pemberian interpretasi terhadap koefisien reliabilitas tes (r) pada umumnya digunakan patokan sebagai berikut ;
1. Apabila r sama dengan atau lebih besar daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan telah memiliki reliabilitas yang tinggi (reliable).
2. Apabila r lebih kecil daripada 0,70 berarti tes hasil belajar yang sedang diuji reliabilitasnya dinyatakan belum memiliki reliabilitas yang tinggi (un-reliable).
Sumber :
Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. RajaGrafindo Persada : Jakarta.

Selasa, 08 Januari 2008

Uji Normalitas Data

Prosedur pengujian normalitas data :

1.Merumuskan formula hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan taraf nyata (a)
Untuk mendapatkan nilai chi-square tabel
dk = k – 3
dk = Derajat kebebasan
k = banyak kelas interval

3. Menentukan Nilai Uji Statistik
Keterangan :
Oi = frekuensi hasil pengamatan pada klasifikasi ke-i
Ei = Frekuensi yang diharapkan pada klasifikasi ke-i

4. Menentukan Kriteria Pengujian Hipotesis
5. Memberikan kesimpulan

Contoh :
Hasil pengumpulan data mahasiswa yang mendapat nilai ujian kalkulus I, yang diambil secara acak sebanyak 64. Dicatat dalam daftar distribusi frekuensi. Hasilnya sebagai berikut :

Ujilah apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan a = 0,05 ?

jawab :

1. Menentukan mean


2. Menentukan Simpangan baku


3. Membuat daftar distribusi frekuensi yang diharapkan

(2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval


(3) Mencari luas 0 – Z dari tabel kurva normal

,dst untuk nilai Z-score lainnya
Catatan :
Tanda ( - ) menunjukkan luas Z pada sisi kiri
Tanda ( + ) menunjukkan luas Z pada sisi kanan

(4) Mencari luas tiap kelas interval

Yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga, dst. Kecuali untuk angka pada baris paling tengah ditambahkan dengan angka pada baris berikutnya.



(5) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei)

Dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan jumlah responden (n = 64)


Tabel frekuensi yang diharapkan dan pengamatan




4) Merumuskan formulasi hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal


5) Menentukan taraf nyata dan chi-kuadrat tabel

6) Menentukan kriteria pengujian


7) Mencari Chi-kuadrat hitung



Kesimpulan

Karena chi-kuadrat hitung = 3,67 < 9,49 = chi-kuadrat, maka Ho gagal ditolak

Jadi, data tersebut berdistribusi normal untuk taraf nyata 5%

Referensi :

Sudjana. 2002. METODA STATISTIKA. Tarsito : Bandung.

Metode Statistika

Arti Kata Metode Statistika

Metode statistika adalah bagaimana cara-cara mengumpulkan data atau fakta, mengolah, menyajikan, dan menganalisa, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan penganalisaan yang dilakukan.

Statistik terbagi dua :

1)Statistik Deskriptif (deduktif) atau sederhana, yaitu statistik yang tingkat pengerjaannya mencakup cara-cara menghitung, menyusun atau mengatur, mengolah, menyajikan, dan menganalisa data agar dapat memberikan gambaran yang ringkas mengenai suatu keadaan.
2)Statistik Inferensial, yaitu yang menyediakan aturan-aturan atau cara yang dapat digunakan suatu alat dalam rangka menarik kesimpulan yang bersifat umum dari suatu data yang telah disusun dan diolah.

Ciri-ciri statistik :

1.Statistik selalu bekerja dengan angka atau bilangan.
2.Statistik bersifat obyektif (menurut apa adanya).
3.Statistik bersifat universal (ruang lingkupnya luas).

Data statistik

•Untuk dapat dikatakan data statistik angka tersebut haruslah menunjukkan dari suatu Penelitian yang bersifat agretatif serta mencerminkan suatu kegiatan dalam bidang atau lapangan tertentu.
•Pengertian agretatif ada dua, yaitu :
1)Penelitian boleh hanya satu individu saja tetapi pencatatannya harus dilakukan lebih dari satu kali.
2)Penelitian hanya dilakukan satu kali saja tetapi individunya lebih dari satu.

Penggolongan Data Statistik

Berdasarkan sifatnya ;
1)Data kontinu, yaitu data yang angka-angkanya merupakan deretan angka yang sambung menyambung atau berkelanjutan, contoh : tinggi badan, berat badan.
2)Data diskrit, yaitu data statistik yang tidak mungkin berbentuk pecahan, contoh : jumlah anak
Penggolongan data berdasarkan cara menyusunnya :

1)Data nominal, yaitu data statistik yang cara menyusunnya atas golongan atau klasifikasi tertentu, contoh : Jumlah mahasiswa dari segi tingkat kelas dan jenis kelamin.
2)Data ordinal, yaitu data statistik yang cara menyusunnya didasarkan urutan kedudukan dan rangking, contoh : pandai, kurang pandai, dan tidak pandai.
3) Data interval, yaitu data statistik dimana terdapat jarak yang sama diantara hal-hal yang sedang diselidiki atau dipersoalkan, contoh : 10 orang mahasiswa mendapat nilai hasil tes dengan variasi antara 1 dan 10.
4) Data rasio, yaitu data yang tergolong ke dalam data kontinum tetapi menpunyai ciri tertentu, contoh : berat badan ibu adalah 50 kg, berat badan Ani 10 kg, dengan demikian berat badan ibu adalah 5 kali berat badan Ani.

Analisis Deskriptif Kuantitatif

•Pertanyaan-pertanyaan dikelompokkan berdasarkan kategori dan dipresentasekan.
•Analisis data dapat menggunakan matriks.
•Membuat kesimpulan umum berupa paparan sederhana.

Contoh Penelitian Deskriptif Kuantitatif :

Judul :
“Kesulitan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Persamaan Diferensial”
Masalah :
“kesalahan apa yang paling banyak dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal persamaan diferensial ?”
Analisis :
Klasifikasi kesalahan mahasiswa dalam menyelesaikan soal :
Misalkan,
•Pengetahuan 10, berarti 10/130 x 100% = 7,69%
•Konsep 60, berarti 60/130 x 100% = 46,15%
•Hubungan antar konsep 45, bearti 45/130 x 100% = 34,62%
•Penyelesaian 15, bearti 15/130 x 100% = 11,54%

Kesimpulan :
“Kesalahan yang paling banyak dilakukan mahasiswa dalam menyelesaikan soal persamaan diferensial adalah pada konsep”

Analisis Deskriptif Kualitatif
•Menggunakan tolak ukur berupa kondisi variabel.
•Ukurannya adalah persentase.
•Penilaiannya mengarah kepada predikat, misalnya ‘baik’, ‘cukup’, kurang’

Contoh PenelitianDeskriptif Kualitatif :

•Penelitian mengenai kedisiplinan siswa
Sikap per-aspek :
- Di lingkungan keluarga :
* Mengurus diri sendiri, 3 butir
* Mengerjakan pekerjaan keluarga, 3 butir
* Mengerjakan tugas sekolah di rumah, 3 butir
Di lingkungan sekolah :
•Melaksanakan tata tertib sekolah, 3 butir
•Mengikuti pelajaran di kelas, 3 butir
•Melaksanakan tugas pelajaran, 3 butir
Di lingkungan pergaulan :
•Yang berhubungan dengan pinjam meminjam, 3 butir
•Yang berhubungan dengan kerja sama, 3 butir
•Yang berhubungan dengan disiplin waktu, 3 butir
•Jika skor maks 5 per-butir, maka 3 x 5 = 15 skor per-aspek dam 9 x 5 = 45 skor keseluruhan.
•Sebelum menentukan predikat terhadap sikap disiplin, tentukan dahulu tolak ukur sebagai patokan penilaian.
•Penilaian 3 kategori :
Skor kategori tiap aspek sama
Baik : 31 – 45
Cukup : 16 – 30
Kurang : 0 – 15
•Penilaian 5 kategori :
Skor kategori tiap aspek sama
Sangat baik : 37 – 45
Baik : 28 – 36
Cukup : 19 – 27
Kurang : 10 – 18
Sangat kurang : 0 – 9
•Contoh sikap si A :
- Untuk disiplin di lingkungan keluarga : 12
- Untuk disiplin di lingkungan sekolah : 10
- Untuk disiplin di lingkungan pergaulan : 9

•Jumlah skor sikap disiplin :
12 + 10 + 9 = 31
•Predikat :
- sikap disiplin di lingkungan keluarga “baik”
- sikap disiplin di lingkungan sekolah “baik”
- sikap disiplin di lingkungan pergaulan “cukup”

Analisis Statistik Deskriptif

•Merupakan analisis statistik untuk mendiskripsikan atau memaparkan gejala hasil penelitian.
•Sifatnya sederhana
•Tidak mengeneralisasikan hasil penelitian.

Jenis data yang perlu diperhatikan pada analisis statistik deskriptif :

•Data diskrit/Nominal
- Mencari frekuensi mutlak
- Mencari frekuensi relatif (mencari persentase)
- Mencari ukuran tedensi sentralnya
- Disajikan dengan diagram batang atau lingkaran
•Data Kontinum
- Disajikan dengan histogram




Analisis Statistik Inferensial
•Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan teknik statistik untuk analisis data, yaitu :
- banyaknya subyek penelitian
- tersedianya kelengkapan atau sarana
penunjang
- keadaan penyebaran data
- banyaknya variabel yang dianalisis
- jenis data yang akan diolah.


•Sebelum menentukan teknik statistik, perlu dilakukan pengujian terhadap data, yaitu :
- Uji Normalitas sampel, melalui :
* Uji chi-kuadrat
* Kemencengan kurva (skewness),
* Keruncingan kurva (kurtosis),
- Uji homogenitas varians sampel
* Uji F
* Uji Bartlett (chi-kuadrat)

•Statistik inferensial terbagi dua, yaitu :
- statistik parametrik.
- statistik non-parametrik
Statistik parametrik dapat dilakukan jika data normal dan varians homogen. Jika tidak harus dilakukan dengan statistik non-parametrik.
Teknik analisis yang digunakan tergantung dari jenis masalah, yaitu komparatif, korelasi, atau prediksi


















Referensi :

Modul Metode Statistika. Program Studi Pendidikan Matematika Universitas PGRI Palembang.