Rabu, 11 Agustus 2010

Memberi Singkong, Mendapat Kambing

Seorang santri bernama Ali, pergi ke kebunnya lalu mengambil singkong. Dia ingin memberikan singkong kepada kiai-nya. Dan Ali pun mengantarkan singkong tersebut ke rumah Pak Kiyai. Ali berkata, "Pak Kiai, ini ada singkong, hasil dari kebun saya, saya ingin memberikan pada Pak Kiai."

Pak Kiai senang dan berkata, "Terima Kasih Ali, engkau anak yang baik, engkau memberi singkong kepada pada saya." Selanjutnya, Pak Kiai berkata pada istrinya, "Bu, ini si Ali membawakan kita singkong. Nanti kita beri apa untuk si Ali?" Kata istri Kiai, "Ini ada seekor kambing pemberian orang kaya." Kata Pak Kiai, "Baiklah, Ali karena engkau telah memberiku singkong, maka aku memberi engkau kambing ini, bawa pulanglah, peliharalah." "Terima kasih Pak Kiai", kata Ali.

Di dalam perjalanan pulang ke rumahnya, sambil menuntun kambing pemberian kiainya, si Ali bertemu dengan temannya bernama Umar. Dengan wajah agak penasaran, Umar bertanya, "Ali, dari mana engkau mendapatkan kambing itu?" Ali menjawab, "Tadi saya ke rumah Pak Kiai memberi singkong, eh... malah saya diberi kambing oleh Pak Kiai." 

Di hati kecilnya Umar berkata, "Kalau Ali memberi singkong saja dibalas dengan kambing oleh Pak Kiai, bagaimana kalau aku memberi apel pada Pak Kiai."

Akhirnya, Umar pergi ke pasar membeli beberapa kilo apel, lalu diantar ke Pak Kiai. Umar berkata, "Pak Kiai, ini ada apel, pemberian sekedarnya dari saya untuk Pak Kiai." Kiai berkata, "Alhamdulillah, terima kasih Umar, engkau anak baik, engkau memberikan saya apel. Terima kasih."

Selanjtnya, Pak Kiai berkata kepada istrinya, "Bu, ini Umar datang membawa apel untuk kita, nanti kita beri apa untuk Umar?" Segera istri Pak Kiai menjawab, "Tidak ada apa-apa lagi Pak. Kambing pemberian orang kaya, sudah diberikan pada Ali. Yang tersisa  di sini, yah... singkong pemberian si Ali itu."

Maka, Pak Kiai-pun berkata kepada Umar, "Wahai Umar, karena engkau telah membawakan apel untuk saya, maka sebagai tanda terima kasih saya, ambillah singkong ini untukmu. Bawa pulanglah."

Tentu Umar sangat kecewa, karena sesungguhnya yang ia harapkan dari Pak Kiai adalah lebih dari kambing yang telah diberikan Pak Kiai kepada Ali.

Demikianlah balasan untuk "keikhlasan" dan juga "ketidakikhlasan". Dimana-mana kita mendapati orang yang ikhlas, yang berbuat baik semata-mata untuk meraih ridha Allah, maka mereka memperoleh ketenangan hati, tidak mengalami kekecewaan, bahkan boleh jadi, mereka akan mendapatkan balasan materi yang lebih banyak dan lebih baik dengan kehendak Allah, sebagai balasan atas pemberian mereka yang ikhlas itu.

Sumber :

Amin, Muhammad Rusli. 2005. Canda-Canda Sufistik. Jakarta : Al-Mawardi.

Tidak ada komentar: