Kaum
realisme berkeyakinan bahwa dunia yang diterima ini bukanlah sebuah dunia yang
diciptakan secara mental, tetapi merupakan sebuah dunia apa adanya.
Substansialitas, kausalitas, dan bentuk-bentuk alam bukanlah semacam proyeksi
dari pikiran, tetapi lebih merupakan segi-segi dari benda-benda itu sendiri. Bagi
kelompok realis, idea atau proposisi adalah benar ketika eksistensinya
berhubungan dengan segi-segi dunia riil. Sebuah hipotesis tentang dunia tidak
dapat diterima sebagai suatu kebenaran hanya karena ia koheren dengan
pengetahuan kita. Jika pengetahuan baru itu berhubungan dengan yang lama, maka
hal itu hanyalah lantaran yang lama itu memang benar, yaitu disebabkan
pengetahuan lama koresponden dengan apa yang terjadi dengan kasus itu.
Sumber:
Muhmidayeli. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: PT. Refika
Aditama.