Menurut Posamentier dan Stepelman (1990), ada beberapa cara memberi pengayaan bagi siswa yang lamban belajar (siswa di bawah rata-rata), yakni sebagai berikut :
1. Pemberian masalah yang realistik, berupa penerapan matematika dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pemberian rekreasi matematika. Disini, matematika disampaikan dalam bentuk rekreasi, misalnya permainan, teka-teki, atau lainnya.
3. Pengintegrasian sejarah matematika dalam pembelajaran. Dengan cara ini, siswa diharapkan akan lebih menghargai tentang topik yang sedang dipelajari. Mereka akan termotivasi untuk ingin tahu bila mereka mengetahui asal muasal mengenai topik matematika yang akan dipelajari.
4. Aktivitas matematika di luar kelas (karyawisata matematika). Walau secara tidak langsung, namun dengan cara ini, diharapkan dapat memperkaya wawasan siswa tentang matematika di sekitar kita. Bentuknya bisa berupa investigasi fenomena alam yang bisa secara sederhana dapat diselesaikan dengan bantuan matematika.
Sumber :
Posamentier dan Stepelman. 1990. Teaching Secondary School Mathematics : Techniques and Enrichment Units. Merril Publishing company. dalam Turmudi & Aljupri. 2009. Pembelajaran Matematika. Program Peningkatan Kualifikasi Guru Madrasah dan Guru Pendidikan Agama Islam pada Sekolah. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. Departemen Agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar