Pemilihan masalah yang tepat selamanya sukar. Umumnya mahasiswa pemula mendapatkan kesulitan di tahap ini bahkan peneliti yang lebih berpengalaman pun, juga masih ada keragu-raguan di tahap pemilihan masalah ini. Dalam hubungan ini, seseorang dituntut komitmen dan tanggungjawabnya yang sungguh-sungguh untuk memilih masalah yang benar-benar berarti secara akademis, untuk itu mungkin akan menuntuk banyak pengorbanan waktu, tenaga, dan mungkin juga dana.
Dari manakah masalah penelitian itu bisa diperoleh ?. Dengan kata lain, manakah sumber-sumber yang daripadanya bisa diangkat atau ditarik sesuatu masalah yang tepat untuk diteliti ?. Diantara sumber-sumber dimaksud adalah :
1) Fenomena pendidikan di ruang-ruang kuliah, di sekolah, dan di masyarakat. Di ruang-ruang kuliah, di sekolah, dan di masyarakat sebetulnya banyak fenomena kependidikan yang tepat diangkat menjadi masalah penelitian. Itulah gudang sumber masalah, tentu saja bagi mereka yang jeli, penuh imajinasi, serta kuat rasa ingin tahunya. Masalah-masalah yang menarik dan menggoda, misalnya : Dalam keadaan bagaimanakah sesuatu metode mengajar itu efektif ?. Bagaimana pendapat para guru mengenai model satuan pelajaran ? Bagaimanakah cara belajar siswa aktif di sekolah ? Bagaimanakah pendapat orang tua mengenai pendidikan seks ? Faktor-faktor luar manakah yang mempengaruhi tingkah laku belajar pelajar mahasiswa ?. Dari contoh-contoh tadi, nyata sekali bahwa ada banyak masalah menarik yang bisa diangkat dari pengalaman dan lingkungan terdekat mahasiswa itu sendiri. Bagi para pemula di kerja penelitian, barangkali lebih baik memilih masalah-masalah yang lebih dekat dengan pengalaman dan lingkungannya, ketimbang memilih masalah-masalah yang relatif jauh dari jangkauannya.
2) Perubahan teknologi dan pengembangan kurikulum, selamanya membawa berbagai problem baru dan kesempatan baru bagi suatu kerja penelitian. Sekarang ini, lebih dari sebelumnya, inovasi-inovasi pendidikan telah ikut memajukan pengelolaan kelas, bahan dan prosedur belajar, dan penggunaan alat-alat dan perlengkapan teknik. Inovasi-inovasi tadi, seperti pengajaran melalui TV, pengajaran berprograma, pendidikan melalui permainan, konsep-konsep dan pendekatan baru dari sesuatu mata pelajaran, penggunaan jadwal yang fleksibel, pelaksanaan sistem kredit, dan sebagainya, kesemuanya perlu dievaluasi secara teliti melalui penelitian (Proses penelitian).
3) Pengalaman-pengalaman akademis itu sendiri, seharusnya bisa menstimulir sikap bertanya terhadap berbagai praktek pendidikan yang berlaku luas di masyarakat. Sikap bertanya dimaksud, juga seharusnya efektif di dalam pengembangan pengenalan terhadap masalah.
4) Berkonsultasi dengan dosen-dosen pengajar, dosen-dosen penasehat, atau seseorang guru besar, juga berguna dan juga merupakan sumber pula di dalam rangka menemukan masalah penelitian.
Sumber :
Best, John W. Disunting oleh : Faisal, Sanapiah dan Wasero, Mulyadi G. 1982. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
Selasa, 19 Agustus 2008
Langganan:
Postingan (Atom)